Tuesday, October 16, 2012

Tari Maengket

Indonesia merupakan gudang Seni dan Budaya. Melimpahnya kebudayaan Indonesia terlihat dari beragamnya bentuk pertunjukan, tarian, alat musik, dan pakaian. Bukan hal mudah untuk menciptakannya karena harus mencurahkan akal budi dan daya upaya masyarakat suatu wilayah. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang “Tari maengket” yang berasal dari Minahasa (Sulawesi Utara)


Pengertian Tari Maengket

Maengket adalah perpaduan seni tari, musik dan nyanyi serta seni sastra yang terukir dalam lirik lagu yang dilantunkan. Lagu yang disusun untuk mendampingi tarian ini disebut neengketen. Kata maengket terdiri dari awalan ma dengan kata dasar engket. Kata ma berarti sedang melaksanakan dan engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu. Sejumlah pengamat kesenian bahkan melihat maengket sebagai satu bentuk khas sendratari berpadu opera. Apapun itu, maengket memang merupakan sebuah adikarya kebudayaan puncak yang tercipta melalui proses panjang demi menyempurnakannya.

Tari Maengket dibagi menjadi tiga bagian pertunjukan, yaitu:
  • Maengket Makamberu yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas keberhasilan panen. Dahulu penggarapan sawah atau ladang membutuhkan waktu yang panjang sehingga ketika musim panen tiba maka para petani merasa gembira dan mengungkapkannya dalam bentuk nyanyian dan tarian.
  • Maengket Rumamba, yaitu tarian yang didasari semangat gotong royong dimana semua warga saling membantu dalam melakukan kegiatan bersama seperti saat membangun rumah. Setelah selesai maka si pemilik rumah akan mengundang warga desa sebagai ucapan terima kasih dan syukur.
  • Maengket Lelaya'an, yaitu tarian yang melambangkan pemuda-pemudi Minahasa zaman dahulu saat mencari jodoh dan mengungkapkan isi hati mereka dengan nyayian dan tarian.

Sejarah Tari Maengket

Seni Tari Maengket diperkirakan sudah ada di Minahasa sejak masa sistem bercocok tanam. Tarian tradisional rakyat ini dulu hanya dipertunjukkan pada musim panen padi sebagai pengucapan syukur kepada Tuhan dan juga karena nyanyi-menyanyi dipercaya dapat menghilangkan rasa lelah. Maengket juga dipertunjukan dalam dalam upacara tertentu seperti Makamberu, Metabak, Masambo, Melaya dan Meraba. Akan tetapi, sekarang gerakan tarian ini lebih bervariasi dan kerap dipertunjukan sebagai sarana hiburan atau untuk menyambut tamu. Meski demikian, nilai, dan syair yang mendampingi juga gerakan asli dari tarian ini tidak pernah ditinggalkan. Tari maengket pernah dipertontonkan saat acara“World Ocean Conference (WOC)” yang berlangsung di Manado tahun 2009 lalu.

Gambaran Tari Maengket

Pertunjukan tari maengket diawali seorang penyanyi yang akan diikuti oleh orang lain yang saling berpasang-pasangan membawa lenso (sapu tangan) yang digerakan keatas dan kebawah yang mengikuti makna dari liriknya dan irama dari masiknya. Tarian ini biasanya ditampilkan 20 sampai 30 orang yang terdiri dari laki-laki dan wanita yang dibentuk berpasangan dan satu orang perempuan bertindak sebagai pemandu. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna cerah seperti merah, merah jambu, biru, kuning, hijau dan putih. Para penari prianya akan memakai ikat kepala berwarna merah. Tarian ini begitu dinamis, energik, dan relatif lebih bebas dari aturan.

Saran

Jaman moderenisasi tidak harus menggilas kebudayaan yang kita banggakan dari dulu sampai sekarang karena kebudayaan adalah cermin dari suatu daerah, dari kebudayaan suatu daerah dapat dikenal oleh seluruh dunia. Selama ini kebudayaan-kebudayaan negara lain selalu mendominasi. Sebut saja tari “Gangnam Style” dari Korea dan lagu India “kuch kuch hota hai. Kenapa kita hanya bisa menjadi konsumen sedangkan kita bisa menjadi produsen yang memiliki produk yang sangat berkualitas? Selama ini kita hanya menjadi konsumen yang gampang menerima barang-barang tawaran dari media. Hal itu terjadi seperti saat mencuatnya K-pop yang memunculkan banyak boyband dan girlband, bahkan sampai penyanyi dangdut ikut-ikutan pula. Mari kita lestarikan “tari maengket”, sebenarnya caranya tidak sulit, dengan memahami dan mendalami tari maengket serta ikut memeriakan acara-acara adat kita telah berperan dalam melestarikannya. Mulailah dari diri kita terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment